Saat Square Enix mengumumkan akan meluncurkan Final Fantasy IX di Android, saya termasuk salah satu gamer yang terkena Hype. Dulu, saat game ini pertama kali rilis satu dekade lalu saya hanya bisa melihat gamer yang lebih tua bermain di Rental PS. Kendala bahasa waktu itu membuat saya ngeh untuk memainkannya. Walaupun dulu saya sangat terkesima dengan grafisnya waktu itu sehingga saya betah berdiam diri duduk manis berjam - jam di rental PS hanya untuk melihat orang lain memainkannya. Terlebih lagi, semua port Final Fantasy yang di porting ke Platform Mobile rata- rata meninggalkan kesan yang cukup baik. Lantas, apakah Final Fantasy IX dapat mengkuti kesuksesan para pendahulunya dan apakah ada peningkatan yang signifikan di versi Androidnya?
Grafis Final Fantasy IX versi android ini sudah di remake ke versi HD. Jadi, dari segi tampilan sudah tentu lebih superior dari versi originalnya dulu. Terutama dari sisi 3D karakter yang terlihat lebih tajam dan mulus. Walaupun begitu, pre rendering environmentnya terlihat sedikit ngeblur sehingga agak mengurangi sedikit daya tarik grafisnya. Yang paling membuat saya bingung yaitu tentang keputusan Square Enix yang menempatkan sedikit ruang kosong hitam di sisi kanan dan kiri layar yang membuat aspect ratio dari game ini menjadi 4:3, sama seperti versi originalnya. Akan lebih baik jika Square Enix menyediakan fitur setting yang membuat tampilan game menjadi 16 : 9 sehingga ruang kosong hitam di sisi kanan kiri layar bisa hilang.
|
Grafis pada Final Fantasy IX |
Dari segi cerita, kamu tidak akan menemukan perubahan sedikitpun karena tidak ada penambahan karakter ataupun side story di versi rilis ulang ini. Semuanya masih sama seperti seri orignalnya. Kamu masih akan berpetualang sebagai Zidane dan teman - temannya. jadi saya rasa dari sisi storynya tidak perlu dibahas lebih jauh lagi.
Kontrol pada game ini tentu saja sudah mengadopsi kontrol layar sentuh. Untuk pergerakkan karakter, disediakan thumbstick virtual yang hanya akan muncul saat kamu menyentuh layarnya saja. Kamu juga bisa menatap layar untuk menggerakan karakter. Untuk berinteraksi dengan lingkungan, ada dua tombol virtual yang bisa kamu gunakan yaitu tanda seru dan tanda panah kembali. Tanda seru dapat kamu gunakan jika kamu ingin berinteraksi dengan objek dan tanda panah dapat kamu gunakan jika kamu ingin membatalkan suatu interaksi. Untuk navigasi menu dan kustomisasi, kamu bisa mentap layar secara langsung.
|
Kontrol pada Final Fantasy IX |
Entah mengapa, saya merasa Square Enix terkesan agak malas dalam memport kontrol touchscreennya. Kontrolnya agak kurang nyaman dan kurang responsif. Beberapa kali saya salah memilih menu karena basic dari antarmukanya di desain untuk digunakan dengan gamepad. Tidak adanya perubahan di sisi ini membuat saya sedikit kecewa. Bukan hanya kontrol antarmuka saat bernavigasi saja, joystick virtualnya juga terasa kurang responsif dan kurang nyaman. Harusnya, untuk developer sekaliber Square Enix yang mempunyai sumber daya yang besar tentunya hal sepele seperti ini bisa lebih diperhatikan lagi. |
Touch Layout Interaksi karakter dan objek |
|
Layout yang kurang teroptimisasi
|
Dari segi gameplay pun juga tidak ada perubahan, semua masih sama seperti saat saya menonton di rental PS dulu. Sistem battlenya masih menggunakan ATB (active time battle). System ini membuat kamu harus menunggu bar ATB penuh terlebih dahulu untuk menggerakan karakter. Butuh waktu lama untuk terbiasa dengan sistem ini jika kamu baru pertama kali mencobanya. Saya sendiri yang sudah beberapa jam menyelami game ini juga masih sedikit bingung dengan sistem ini. Untungnya, Square Enix menyediakan 2 mode pilihan ATB yang bisa kamu ubah - ubah. Mode active membuat waktu terus berjalan, jadi walaupun kamu membiarkan pallet battle terbuka saat ATB penuh, pertarungan akan tetap berjalan dan musuh akan tetap menyerang saat ATB mereka penuh. Jika kamu kesulitan dengan mode active, kamu bisa mengganti settingan ke mode Wait yang membuat pertarungan akan terhenti saat ATB penuh dan pallette battle terbuka. |
Sistem ATB battle Final Fantasy IX |
Saya merasa optimasi hardware pada Final Fantasy IX kurang terkoodinir. Seperti biasa, saya menggunakan Smartphone dengan spesifikasi MTK MT 6752 dengan GPU mali T760MP2 berantutu 45000. Dengan spesifikasi seperti itu, game ini loadingnya lumayan lama. Framerate saat pertarungannya juga drop secara drastis. Karena penasaran, saya mencoba mengetes game ini di Smartphone berantutu 14000an dengan GPU Broadcom ber prosesor dual core. dan hasilnya game masih dapat berjalan tetapi dengan Framerate yang mengkhawatirkan dan tidak dalam rekomendasi framerate yang nyaman untuk dimainkan. Kesimpulannya, game ini menuntut hardware Smartphone yang lumayan tinggi.
Jika kamu berminat, kamu bisa menebus game ini dengan harga kisaran 160 ribu rupiah di Playstore. Dengan harga segitu, saya sebenarnya berharap Final Fantasy IX bisa menjadi game yang sempurna. Namun kenyataannya? well, kamu bisa menerka sendiri
KesimpulanSebenarnya, Final Fantasy IX meruakan game bagus dan penutup yang manis untuk serial Final Fantasy di PS 1 dulu. Tetapi dengan optimasi mobile yang menurut saya terkesan agak malas, membuat game ini menjadi berkurang sedikit nilainya. Jika kamu penggemar seri Final Fantasy ataupun veteran yang ingin merasakan kembali petualangan zidane dan kawan - kawan, Final Fantasy IX menjadi game yang layak kamu beli. Tapi, jika kamu ingin mencari JRPG dengan optimasi mobile yang baik, sebaiknya kamu pikir - pikir dulu mengingat harga game ini cukup tinggi untuk ukuran game Android.
Komentar
Posting Komentar