Feature : Menilik Pro dan Kontra Konten Ekstra Video Game Lewat DLC
Downdloable Content atau biasa disingkat DLC merupakan suatu fitur di dalam game yang memungkinkan gamer mengupdate konten di dalam gamenya agar lebih kaya. Update kostum, karakter, maupun quest baru dilemparkan oleh developer melalui fitur DLC. DLC sendiri masih menjadi topik perbincangan hangat diantara para gamer. Faktor yang sering menjadi bahan diskusi yaitu tak jarang developer mematok harga untuk setiap DLC yang dikeluarkan meskipun ada beberapa yang gratis. Apakah fitur DLC ini memang diperlukan?
Sejarah DLC
Xbox memang menjadi batu loncatan tersendiri untuk perkembangan Fitur DLC lewat iklannya yang mengedepankan Online Play, Xbox merupakan konsol pertama yang mendukung fitur online secara penuh. Game - game seperti Halo 2, Ninja gaiden, dan Splinter Cell mulai merilis konten tambahan berupa DLC untuk game - game tersebut. Catatan tersendiri di generasi ini, kebanyakan dari DLC tersebut masih gratis!!!
Saya ajak kamu kembali lagi ke zaman dulu saat dimana internet di dalam dunia game masih berupa fitur pemanis semata. Pelopor DLC di game konsol ialah Sega dengan Sega Channelnya, bedanya Sega Channel hanya menyediakan game utuh yang bisa kamu download dengan mengkoneksikan Sega Genesis dengan kabel telepon. Walaupun konten tambahan dalam game belum ada pada saat itu tapi Sega Channel bisa dikatakan sebagai salah satu pelopor fitur DLC.
"Genesis" Pelopor DLC di konsol game |
Konsol game terkahir sega "Sega Dreamcast" mulai menyediakan konten tambahan dalam game. Walaupun begitu, fitur DLC belum membuat gebrakan yang jelas karena internet saat itu kecepatannya masih sangat terbatas. DLC baru menemui titik terang saat Xbox diluncurkan oleh Microsoft.
"Sega Dreamcast" |
DLC menemui perkembangan paling pesat saat konsol game memasuki generasi ke 7. Fitur internet dalam game konsol bukan lagi menjadi fitur pemanis semata. Internet pada zaman tersebut sudah menjadi bagian dari konsol itu sendiri. Sony, Nintendo, dan Microsoft masing - masing mulai mempercantik toko onlinenya agar menarik minat pembeli hingga lahirnlah xbox store, Playstation Networe, dan Nintendo e-shop yang kita kenal sekarang ini. Pada generasi inilah DLC berbayar mulai dirilis secara masif oleh developer - developer game sampai dengan generasi konsol ke 8. yap generasi sekarang.
Monetisasi konten DLC
DLC dapat diibaratkan seperti kamu membeli bakso tapi saos dan kecapnya dijual terpisah. Yap DLC memang dapat diibaratkan pemanis dan pelengkap dalam game itu sendiri. Kamu masih bisa menyelesaikan game tersebut, tapi jika kamu ingin pengalaman lebih maka downloadlah/belilah DLC yang disediakan. Disinilah letak titik pro dan kontra dari DLC.
Jika kamu diberikan pilihan antara dua game yang satu fiturnya lengkap dan yang satunya lagi ada DLC berbayar dengan pengalaman bermain yang sama kamu pilih yang mana?. Pastinya kebanyakan dari kamu akan memilih pilihan pertama. Saya juga memilih yang pertama karena saya orangnya tidak terlalu menyukai membeli sesuatu secara terpisah/berulang kali. Jika bisa mendapatkan fitur lengkap tanpa membayar lagi, kenapa tidak? walaupun pilihan pertama harganya sedikit lebih mahal saya masih akan tetap membeli pilihan yang pertama.
Terkadang, developer game sangat cerdas dalam menanggapi keluhan konsumen. Misalnya ada konsumen yang meminta penambahan playable karakter dalam sebuah game fighting, melihat animo yang tinggi maka developer akan merilisnya melalui DLC. kalau gratis sih tidak masalah. Tapi kalau harus membayar lagi hanya untuk satu dua karakter? Saya masih berpikir lagi. Yang lebih apesnya lagi jika kamu melihat - lihat DLC suatu game terus ada kostum yang kamu sukai dan saat kamu lihat kostum tersebut dipatok harga per kostum untuk satu karakter. apakah kamu akan langsung membelinya?
Salah satu kostum DLC di Ultra Street Fighter 4 |
Terkadang, developer game sangat cerdas dalam menanggapi keluhan konsumen. Misalnya ada konsumen yang meminta penambahan playable karakter dalam sebuah game fighting, melihat animo yang tinggi maka developer akan merilisnya melalui DLC. kalau gratis sih tidak masalah. Tapi kalau harus membayar lagi hanya untuk satu dua karakter? Saya masih berpikir lagi. Yang lebih apesnya lagi jika kamu melihat - lihat DLC suatu game terus ada kostum yang kamu sukai dan saat kamu lihat kostum tersebut dipatok harga per kostum untuk satu karakter. apakah kamu akan langsung membelinya?
Jika dilihat dari segi pendapatan, memang DLC menjadi salah satu ladang yang cukup menggiurkan bagi para developer. Dengan hanya menambah sedikit konten dalam game, mereka bisa meraup keuntungan yang tidak sedikit. Misalnya harga satu set kostum dlc sebesar 13.000 rupiah jika yang mendownload mencapai 100.000 orang saja berapa keuntungan yang diraup untuk satu dlcnya?. Kemajuan internet yang sangat pesat dan perkembangan teknologi game konsol membuat DLC semakin bersahabat bagi developer maupun hardcore gamer dengan dana unlimited.
DLC sebenarnya merupakan suatu fitur yang menarik jika developer dapat menggunakannya dengan bijak. Saya banyak melihat kecendrungan developer mulai memanfaatkan fitur DLC ini untuk meraih keuntungan semata. DLC yang hanya diberikan bagi para gamer yang melakukan Pre - Order ataupun DLC penambahan Map ataupun story yang menjadi lanjutan cerita utama semestinya tidak perlu dipatok biaya lagi. Developer harus mempertimbangkan hal mana yang harus dijadikan DLC berbayar dan yang mana yang harus digratiskan. Jika DLC tersebut mempengaruhi gameplay ataupun pengalaman dalam bermain saya rasa alangkah baiknya jika developer menggratiskan saja. Tapi apabila konten tersebut hanya sekedar kostum ataupun hal lain yang tidak mengganggu gameplay maupun storyline maka sah - sah saja jika developer memungut biaya tersendiri.
Monetisasi konten game berbentuk DLC merupakan bagian dari perkembangan game itu sendiri. Jika ditilik lebih lanjut, pro dan kontra yang terjadi karena perbedaan sudut pandang dalam melihat DLC. Dari sisi developer, game yang mereka rilis bisa berumur lebih panjang karena penambahan konten ekstra yang terus dirilis secara berkala. Di sisi konsumen, seperti yang sudah saya bahas di atasDLC bisa menjadi momok tersendiri jika developer tidak secara bijak dalam menggunakan fitur ini. Dari sudut pandang saya sendiri, sah - sah saja jika developer ingin mengeluarkan DLC selama DLC tersebut tidak menyebabkan game yang dirilis menjadi setengah matang/tidak sempurna.
Komentar
Posting Komentar